Jumat, 29 Juni 2012

PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN:

IMAN DAN KUFUR. Persoalan dalam teologi islam mengenai iman dan kufur dimunculkan pertama kali oleh kaum khawarij ketika mengecap kafir beberapa sahabat nabi yang dipandang telah melakukan dosa besar dengan tesis utamanya bahwa setiap pelaku dosa besar adalah kafir. Pernyataan ini selanjutnya menjadi bahan perbincangan aliran-aliran teologi islam yang tumbuh kemudian, termasuk aliran murji’ah, mu’tazilah, asy’ariyah, dan maturidiyah. A. ALIRAN KHAWARIJ. Pendirian teologis khawarij lebih bertendensi politik daripada ilmiah teoritis. Semua pelaku dosa besar menurut semua subsekte khawarij, kecuali najdah adalah kafir dan akan disiksa di neraka selamanya. Iman dalam pandangan khawarij tidak hanya percaya kepada Allah, tetapi juga mengerjakan segala perintah agama. Sehingga siapapun yang percaya akan Allah tanpa melaksanakan perintahNYA dianggap kafir. Substense khawarij yang sangat ekstrim adalah Azariqoh. Mereka menggunakan istilah musyrik bagi siapa saja yang tidak mau bergabung dalam barisan mereka. Sedangkan pelak u dosa besar dalam pandangan mereka berstatus kafir millah (agama). Itu berarti ia telah keluar dari islam dan akan kekal di neraka. Subsekte Najdah tidak jauh berbeda dengan Azariqoh. Ia memberikan predikat musyrik pada umat islam yang melekukan dosa kecil secara berkesinambungan. Akan halnya dengan dosa besar. Bila tidak dilakukan secara terus menerus maka pelakunya tidak dipandang musyrik. Lain dengan subsekte khawarij yang moderat yakni Ibadiyah. Ia memandang bahwa setiap pelaku dosa besar tetap muwahhid tetapi bukan mukmin. Ia dianggap kafir nikmat tetapi bukan kafir millah dan mereka akan kekal di dalam neraka. B. ALIRAN MURJI’AH. Harun Nasution dan Abu Zahrah membedakan murji’ah menjadi dua kelompok besar. Yang pertama murji’ah ekstrim. Di antara kalangan yang berpendapat senada adalah subsekte Al-jahmiyah, As-salihiyah, dan Al-yunusiah. Mereka berpandangan bahwa keimanan terletak di dalam kalbu. Atau ma’rifah Allah dengan kalbu saja. Oleh karnanya sgala ucapan dan perbuatan seseorang yang menyimpang dari kaidah agama sekalipun bertingkah seperti yahudi ataupun nasrani tidak berarti menggeser atau merusak keimanannya, bahakan masih sempurna dalam pandangan tuhan. Hal ini disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa iqrar dan amal bukanlah bagian dari iman. Kelompok yang kedua adalah Murji’ah moderat. Mereka berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah kafir.Ia hanya disiksa di neraka dan tidak kekal di dalamnya, bergantung pada dosa yang dilakukannya. Dan lagi masih terbuka kemungkinan akan ampunan tuhan sehingga ia terlepas dari siksaan neraka. Ciri khas mereka adalah memasukkan iqrar sebagai bagian penting dari iman. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Abu Hanifah dan pengikutnya. Ia berpendapat bahwa pelaku dosa besar tetap mukmin, kalaupun mereka masuk neraka oleh kehendak tuhan, mereka tidak kekal di dalamnya. Sehingga kelompok ini menganggap bahwa iman adalah iqrar dan tashdiq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar